Hujan yang Turun di Langit Jogjakarta

Ada puisi yang sejak lama ingin aku tulis untukmu, Aruna. Tapi entah kenapa sejak saat itulah kata kataku menghilang. Padahal ingin kubawakan untukmu... satu saja... Agar nanti dapat kau baca di bawah langit temaran, diiringi nada silampukau. 

Jika suatu hari nanti kata kataku kembali dan puisiku telah purna, tentu saja segera kukirim ia melalui udara lembut yang lewat di beranda rumahmu. Ia akan merintas jalan, terbang dibawa debu jalanan, melewati gang gang sempit, hingga akhirnya melesap ke dalam tirai rumahmu. 

Tapi hingga saat itu tiba... Biarkan aku menyusuri segenap kataku yang telah renyap. Tentu saja akan kutinggalkan sedikit jejak pada jalan sepanjang kanal mataram. Supaya nanti.. jika dengan tiba-tiba kau mencariku, jejakku dapat memberimu jalan.

Sebelum saat itu tiba.. dari kejauhan.. sesekali aku akan bertanya, "Adakah hujan turun di langit Jogjakarta hari ini, Aruna? Apakah kau dapat melihat warna anginnya? Yang tegar. . yang hangat membentang." 

Hingga saat itu tiba...jika kau lihat langit dan bulan telah memasuki masa perbani awalnya, saat itulah puisiku telah purna.. Tapi di saat yang sama aku ingin kau mempertanyakan sesuatu.. Percakapan antara kita..dengan jarak ke sekian itu...
"Apakah masih membutuhkan kata-kata?"

Comments